Pages

Sabtu, 29 Desember 2012

kedinginan?

Hujan lagi..
Tatapan kosongku kian berhamburan sehambur tetesan air kaca jendela kamarku malam ini. aku duduk diam, ditemani hujan dan lico, burung hantu tetangga yang juga menatap kosong ke arah barat, selalu kebarat. dan segelas es teh manis dingin ibu. hanya mereka yang selalu menemaniku. menemani dalam setiap hariku yang selalu dingin, karena akulah dingin itu sendiri. aku berbeda.

Hujan menyukaiku..
Mungkin hanya dia yang setia pada kesendirianku, bahkan ibupun terlalu sibuk dengan pekerjaannya dan hanya bisa memberiku es teh manis saja sebagai rasa sayangnya. itu cukup, aku tak muluk meminta lebih. karena ialah tulang punggung keluargaku sekarang. jangan tanya apa yang terjadi dengan ayahku karena kalian tahu pasti jawabannya setelah aku bilang ini. bagaimana dengan lico? ia selalu menemaniku bukan? lico, dia hanya burung hantu bodoh yang tidak menggunakan lehernya yang bisa berputar 180', berputar.

Akulah dingin..
Orang bilang itu yang membuat aku sendiri. yah itu hanya persepsi, semua orang punya persepsinya sendiri. bagi mereka yang mempunyai pandangan sama pada persepsinya, persepsi itu berevolusi, menjadi nilai. mereka menilai menjadi dingin tidak bagus, membosankan, tidak eksis, jauh dari apa yang mereka sebut dengan dunia. mungkin kau juga berfikiran seperti itu. tak apa, aku hanya memaklumi pikiran kekanakan kalian yang berpandangan sebelah mata dibalik tirai 'dunia seharusnya' yang kalian buat sendiri. pikiran yang membuat kalian memandangku seperti 'itu'. sebaiknya kalian ubah pemikiran itu karena nyatanya dingin itu bagus, tidak membosankan, dan tentang eksis? aku lebih eksis dari diantara kalian. ubah pandangan kalian atau jangan memandang, jadilah seperti lico.